Berikut Sejarah Singkat Pembentukan Kabupaten Mamasa di Provinsi Sulawesi Barat

Ibu Kota Kabupaten Mamasa terletak di Kecamatan Mamasa. Samuel Mesakaraeng/Timurterkini.com

Mamasa, Timurterkini.comKabupaten Mamasa adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Mamasa. Kabupaten ini dimekarkan pada Tahun 2002 dari Kabupaten Polewali Mamasa yang sekarang berubah nama menjadi Polewali Mandar.

Kabupaten Mamasa, terletak di dataran tinggi, berada di atas 600 – 2000 Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL), merupakan satu-satunya kabupaten yang tidak memiliki garis pantai di Sulawesi Barat. Pada pertengahan Tahun 2023, penduduk kabupaten Mamasa berjumlah 165.310 jiwa dan kepadatan penduduk 55 jiwa per kilometer persegi.

Kabupaten Mamasa merupakan destinasi utama Pariwisata di Sulawesi Barat, karena memiliki banyak tempat wisata yang indah dan menarik.

Masyarakat Kabupaten Mamasa hidup pada hasil pertanian, pada tanaman padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, sayur-sayuran dan berbagai jenis buah-buahan. Mereka juga memiliki perkebunan yang ditanami kopi dan kakao yang dikelola dengan cara tradisional.

Kabupaten Mamasa tidak hadir begitu saja bak hadiah atau kado ulang tahun, melainkan penuh dengan perjuangan para tokoh pendahulu. Sehingga, Kabupaten Mamasa dapat terbentuk menjadi sebuah daerah otonomi.

Lalu seperti apa perjuangan para tokoh-tokoh pembentukan Kabupaten Mamasa? Simak sejarah singkat pembentukan Kabupaten Mamasa sebagai berikut. Sejarah Singkat Pembetukan Kabupaten Mamasa Sejak jaman dahulu, masyarakat Mamasa telah berjuang dengan gigih, mengusir segala bentuk penjajahan. Hal ini, dibuktikan dengan adanya perlawanan masyarakat Mamasa diberbagai tempat menentang segala bentuk penjajahan.

DI awal perkembangan leluhur masyarakat Eks Kewedanaan Mamasa, tersebar sampai ,ke pesisir Pantai Tipalayo di pinggir barat pulau Sulawesi, itulah sebabnya kalau di pedalaman hulu sungai disebut Pitu Ulunna Salu atau Tujuh Hulu Sungai. Sedangkan yang tersebar di pesisir pantai Tipalayo pinggir barat pulau Sulawesi, dikenal dengan Pitu Ba’bana Minanga yang berarti Tujuh Muara Sungai, sebagai lambang dari ke 7 kerajaan yang terpadu dalam suatu kerjasama yang saling melindung.