Masjid Tua di Mateng Jejak Syiar Islam, Dibangun Menggunakan Putih Telur

Masjid Tua di Mamuju Tengah peninggalan Imam Lapeo KH. Muhammad Tahir. (Dok: Hamsah/Timurterkini.com)

Mateng, Timurterkini.com – Masjid Baiturrahman atau yang lebih dikenal dengan Masjid Tua Tumbu, merupakan salah satu peninggalan ulama termasyur di tanah Mandar, KH. Muhammad Tahir, atau Imam Lapeo.

Masjid Tua tersebut berada di pesisir Mamuju Tengah, tepatnya di Desa Tumbu, Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), berukuran sekira 8×8 meter dengan mimbar 3×1,5 meter.

Bangunan ini diperkirakan berdiri pada akhir tahun tahun 1946 hingga 1947, dengan ketinggian dinding sekitar dua meter dan ketebalan sekira 35 cm serta memiliki delapan jendela dan tiga pintu masuk.

Menariknya, masjid tua ini dibangun hanya mengunakan pasir, kapur dan sabuk kelapa sebagai bahan dasar serta putih telur sebagai perekat pada masa itu.

Saat ini masjid tersebut masih berdiri kokoh, namun sayangnya warga setempat sudah tidak menggunakannya sebagai tempat beribadah, karena disampinya telah dibangun masjid yang berukuran lebih besar.

Masjid peninggalan ulama termasyur dari tanah Mandar tersebut telah dijadikan oleh warga setempat sebagai Tempat Pengajian Alquran (TPA).

Menurut warga setempat Mustamin, masjid tersebut telah dijadikan sebagai TPA, karena sudah dibangun masjid yang lebih besar disampingnya.

Ia mengungkapkan, Masjid tersebut dibangun saat pertama kali imam Lapeo, KH. Muhammad Tahir, menyi’arkan agama islam di tanah Mamuju.

Namun ia tak menapik, waktu dibangunnya Masjid Tua itu, dirinya belum lahir. Namun ia sering mendengar cerita masjid tersebut dari para tetua di wilayah itu.

“Kalau dibangunnya saya belum lahir sudah ada memang ini Masjid, saya perkirankan dibangun pada sekitar tahun 1946 silam,” katanya pada wartawan Timurterkini.com ditemui dilokasi masjid, Senin (10/04/2023).

Kata dia, Masjid Tua itu sudah mengalami beberapa kali renovasi. Renovasi pertama dilakukan pada tahun 2007 yang meliputi perbaikan kubah dan atap. Renovasi kedua dilakukan pada tahun 2017 berupa pembangunan pagar.

“Dulu masjid tersebut beratapakan daun rumbia, namun direnovasi pertama berganti atap sirat. Pada kisaran tahun 2000 an direnovasi kembali yankni atap dan kubah,” bebernya.

Ia mengemukakan, Masjid Tua ini dibangun saat imam Lapeo, pertama kali menyiarkan islam di wilayah tersebut.

Ia mengungkapkan, masjid itu kini tak digunakan sebagai tempat beribadah lagi melainkan tempat pengajian sudah ada masjid besar di sampingnya,” imbuhnya.

Diketahui, KH. Muhammad Tahir, semasa hidupnya, selain menyiarkan syariat islam, juga sempat mendirikan beberapa masjid di beberapa wilayah salah satunya di pesisir Mamuju Tengah.

Penulis: Hamsah Editor: Asdar